Kiat Meraih Keberkahan Hidup

KIAT MERAIH KEBERKAHAN HIDUP

Oleh: Hartono Rahimi, MA

 




A.  Pendahuluan

Setiap orang pasti ingin hidupnya berlimpah berkah. Hati bahagia, badan sehat, harta banyak, keluarga harmonis, anak sholeh sholehah, tetangga yang baik dan lingkungan yang asri.

Berkah adalah sorga dunia. Sebab dalam keberkahan ada kebaikan dan kedamaain. Ada persaudaraan dan cinta. Hidup berkah jauh dari kebencian, dendam, dan permusuhan. Jauh pula dari maksiat dan kejahatan.

 

B.  Pengertian barokah

Barokah menurut bahasa bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Kata barokah seakar dengan kata birkah/ kolam. Karena kolam berfungsi mengembangkan bibit.

Menurut istilah barokah adalah kebaikan yang melimpah dan beraneka ragam serta berkesinambungan.  Penambahan kadang tidak terukur oleh indrawi dan sering tidak dirasakan secara material. Keberkahan meliputi diniyah dan duniawiyah. Demikian penjelasan M. Quraish Shihab.

Makna barokah dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan. Sebagaimana termuat dalam doa  keberkahan untuk Nabi pada bacaan tahiyat. Menurut Ibnu Qayyim Maksud keberkahan daam doa tahiyat tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan.

Pada tingkat tertentu, keberkahan tidak selalu bersifat definitif dalam arti bertambah, berkembang, tumbuh, selamat, langgeng, dan baik melainkan bisa berarti puas dan rela dengan pemberian dan pembagian yang diberikan oleh Allah SWT. Dalam kategori ini orang-orang yang mendapatkan keberkahan juga merasakan hidup dengan perasaan nyaman dan bahagia.

Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah menguji hamba dengan pemberian-Nya. Barang siapa rela dengan pembagian Allah terhadapnya, maka Allah akan memberikan keberkahan baginya dan akan memperluasnya. Dan barang siapa tidak rela, maka tidak akan mendapatkan keberkahan.” (HR. Ahmad).

 

 

C.  Kisah barokah

1.     Keberkahan negeri Sabak

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kisah Negeri Saba’, suatu negeri yang tatkala penduduknya beriman dan beramal shalih, maka mereka dilingkupi dengan keberkahan. Sampai-sampai ulama ahli tafsir mengisahkan dahulu di negeri Saba’ tidak ada lalat, nyamuk, kutu, atau serangga lainnya. Kondisi demikian itu lantaran udaranya yang bersih, cuacanya yang bagus, dan berkat rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa meliputi mereka. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/531)

 

2.     Keberkahan pemimpin yang adil

Imam Ahmad rahimahullah telah meriwayatkan melalui jalur sanadnya, bahwa telah ditemukan di gudang sebagian kekhilafahan Bani Umayyah sekantung gandum yang biji-bijinya sebesar biji kurma, dan bertuliskan pada kantung luarnya :”Ini adalah gandum hasil panen pada masa keadilan ditegakkan”  (Lihat Zadul Ma’ad, 4/363 dan Musnad Ahmad 2/296)

3.     keberkahan orang saleh

Orang saleh adalah orang yang baik kepada Allah (khalik) dan baik pula kepada sesama (makhluk).  Orang saleh adalah orang yang istiqamah menunaikan kewajiban kepada Allah. Ia mampu memaksa semua anggota badannya untuk taat. Sukses melawan kemalasan. Dan berhasil memenuhi hatinya dengan cinta kepada Allah, sehingga tidak ada tempat bagi kebencian di dalamnya. Orang saleh akan memperoleh keberkahan  di dunia yaitu tidak akan sesat dan keberkahan di akhirat yaitu tidak akan sengsara. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thoha: 123).

 

D.  Tanda-Tanda hidup berkah

Sebagai pribadi, keberkahan dapat kita rasakan misalnya dengan mendaptkan hidup yang tenang, bahagia, sehat, rezeki yang cukup, anak shalih shalihah, tetangga yang baik dan sebagainya. Dalam konteks hidup bermasyarakat keberkahan itu seperti lingkungan aman, damai, tidak ada bencana, bahan makanan yang melimpah dengan harga murah, dan sebagainya.

Lalu bagaimana ciri orang yang merasakan hidupnya penuh berkah? Ada beberapa indikator orang-orang yang mendapat berkah dalam hidupnya sesuai dengan kriteria al- Quran antara lain:

1.     Merasa nikmat  dalam beramal shaleh (Al-An’am 6 : 125)

2.     Konsisten (istiqamah) dalam kebaikan (QS. Ali Imran 3:101)

3.     Merasakan kerinduan kepada Allah (QS. Al-Anfal 8 : 2-3)

4.     Pandai menggunakan indra, akal dan fitrah untuk memilih yang terbaik (QS. An-Nahl:78)

5.     Pandai bersyukur (QS. Ibrahim 14:7, QS. Luqman 31:12)

6.     Selalu Shabar menghadapi ujian (QS. Ali Imran 3:200)

 

 

E.  Kiat meraih berkah

1.     Beriman dan bertakwa

Iman dan takwa adalah kunci utama hidup berkah. Karena pada hakekatnya semua nikmat datangnya dari Allah, termasuk nikmat hidup berkah. Iman yang kuat tanpa bercampur dengan syirik, takwa yang mantap dengan ketaatan sepenuh hati, tentu akan menjadi magnet hadirnya keberkahan dari Allah. 

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya)” (QS. An Nahl: 53).

Orang beriman sadar akan posisi dirinya. Ia hanya pengelola titipan Allah bukan pemilik. Sebagai pemilik semua kekayaan,   Allah Ta’ala telah mengingatkan

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof: 96)

Beriman dan bertakwa menjadi syarat hadirnya keberlimpahan dan keberkahan rizki. Nikmat  apapun yang kita peroleh merupakan karunia dan kemurahan Allah bukan semata-mata karena jerih payah dan kepandaian kita.



2.       Beramal saleh

Amal saleh adalah amalan baik yang dilakukan ikhlas karena Allah dan sesuai tuntunan rasulullah SAW. Orang yang beramal shaleh disayang dan dicintai Allah. Beragam kemuliaan dan kemudahan hidup tentu saja akan mereka peroleh. Allah SWT menjelaskan

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl/16: 97).

Sebaliknya perbuatan maksiat dan dosa bisa saja menjadi penghalang rizki. Sebagaimana dijelaskan Nabi berikut:

إن الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ

 

Sesungguhnya seseorang dapat saja tercegah dari rezekinya akibat dari dosa yang ia kerjakan [HR Ahmad, Ibnu Mâjah, al-Hâkim, dll].

 

3.     Bersyukur

Syukur sering dimaknai dengan terima kasih. Kita terima rizki dari Allah, lalu kita kasih sebagiannya ke yang lain. Menurut Imam al-Ghazali, syukur terdiri dari tiga jenis, yaitu syukur hati dengan meyakini semua nikmat adalah dari Allah, syukur lisan dengan memuji Allah pemberi nikmat, syukur anggota badan dengan menggunakan nikmat untuk taat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan ingatlah tatkala Rabbmu mengumandangkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih“. (Ibrâhîm/14:7).

 

Pada ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ  

Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur demi (kebaikan) dirinya sendiri (an-Naml/27:40).

 

Imam al-Qurthubi berkata: “Manfaat bersyukur tidak akan dirasakan, kecuali oleh pelakunya sendiri. Dengan itu, ia berhak mendapatkan kesempurnaan dari nikmat yang telah ia dapatkan, dan nikmat tersebut akan kekal dan bertambah. Sebagaimana syukur, juga berfungsi untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai kenikmatan yang belum dicapai.”  (Tafsir al-Qurthubi, 13/206)

 

4.     Berzakat dan Bersedekah

Zakat dan sedekah merupakan salah satu amalan yang menjadi faktor yang dapat menyebabkan turunnya keberkahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah [al-Baqarah/2:276].

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.  متفق عليه

 

Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata (berdoa): “Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak,” sedangkan yang lain berdoa: “Ya Allah, timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran. [Muttafaqun ‘alaih].

 

5.     Bersegera Melakukan kebaikan

Bersegera tanpa menunda adalah kunci hidup berkah berikutnya, Rasulullah SAW mendoakan keberkahan bagi orang-orang yang bergegas dan bersemangat di pagi hari.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku (yang bersemangat) di waktu paginya.”  (HR. Abu Daud no. 2606, At Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Sebagai teladan, nabi selalu bergegas dan bersemangat dalam setiap urusan. Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim peleton pasukan, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimnya pada pagi hari.

Sahabat nabipun demikian,  sahabat yang pedagang seperti Shokhr, biasa membawa barang dagangannya ke pasar pada pagi hari. Karena itu mereka menjadi kaya dan banyak harta.

 

 

6.   Memulai pekerjaan dengan menyebut nama Allah

Mengucapkan bismillah saat memulai pekerjaan berarti melibatkan dan menyertakan Allah dalam pekerjaan tersebut. Rasulullah bersabda:

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللَّهِ (وفي رواية بِذِكْرِاللّه) فَهُوَ أَ قْطَع (وفي رواية فَهُوَ أبتر)

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah) maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahannya.  (Disahihkan oleh jama’ah, seperti Ibnu Shalah dan  Nawai dalam Adzkar-nya)

Setiap pekerjaan, besar maupun kecil, sulit maupun mudah, harus diawali dengan bismillah. Saat mulai makan. Awalilah dengan bismillah. Karena pada hakikatnya Allahlah  pemilik apa yang kita makan. Rasulullah SAW bersabda, "Berkumpullah kalian atas makanan dan sebutlah nama Allah, maka Allah akan memberikan keberkahan pada kalian di dalamnya." (HR. Abu Daud).

 

7.   Berlaku jujur

Jujur itu mujur. Jujur ibarat mata uang yang laku dimanapun. Bahkan jujur adalah ibu dari semua kemujuran.  

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَفْتَرِقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتِ الْبَرَكَةُ مِنْ بَيْعِهِمَا. قَالَ أَبُو دَاوُدَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا أَوْ يَخْتَارَ. – رواه أبو داود

“Dua orang yang melakukan jual beli mempunyai hak khiyar dalam jual belinya selama mereka belum berpisah,jika keduanya jujur dan keduanya menjelaskannya (transparan), niscaya diberkahi dalam jual beli mereka berdua, dan jika mereka berdua menyembunyikan atau berdusta, niscaya akan dicabut keberkahan dari jual beli mereka berdua. Abu Dawud berkata “sehingga mereka berdua berpisah atau melakukan jual beli dengan akad khiyar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

 

8.       Mengajar dan berdakwah

Menunjuki orang kepada kebaikan adalah perbuatan mulia yang akan mendatangkan kemuliaan lainnya. Semangat berbagi ilmu akan menjadi wasilah hadirnya pahala yang banyak dan keberkahn. Nabi SAW memotivasi.

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya” (HR. Muslim no. 3509).

 

9.       Berdoa dan minta didoakan

Doat tulus akan mengetuk hati Sang Pemilik keberkahan. Allah SWT. Ia senang dengan lisan yang tak pernah lelah meminta. Ia mengabulkan permohonan setiap yang berharap. Karena itu teruslah bermohon keberkahan kepada Alllah, doakan yang lain agar diberi keberkahan pula.

 

ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻚَ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﺑَﻴْنكمَا ﻓِﻲْ ﺧَﻴْﺮٍ

 “Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.” (Shahih At- Tirmidzi:1/316)

 

10.     Ridha terhadap taqdir Allah

Ridha artinya adalah restu dan senang. Keridhaan dengan segala rezeki  yang Allah turunkan untuknya, akan mendatangkan keberkahan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

إِن اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَبْتَلِيْ عَبْدَهُ بِمَا أَعْطَاهُ. فَمَنْ رضي بِمَا قَسَمَ الله  لَهُ بَارَكَ الله لَهُ فِيْهِ وَوَسَّعَهُ  وَمَنْ لم يَرْضَ لم يُبَارِكْ لَهُ وَلَمْ يَزِدْهُ عَلَى مَا كُتِبَ لَهُ

 

Sesungguhnya Allah Yang Maha Luas Karunia-nya lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hamba-Nya dengan rezeki yang telah Ia berikan kepadanya. Barang siapa yang ridha dengan pembagian Allah k , maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rezeki tersebut untuknya. Dan barang siapa yang tidak ridha (tidak puas), niscaya rezekinya tidak akan diberkahi.  (HR Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani).

 

F.  Penutup


Berkah berhubungan dengan kualitas bukan kuantitas. Walau secara nominal sedikit, tapi kalau ia berkah, maka manfaatnya akan banyak. Kualitas dan kuantitas sejatinya ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu, jangan hanya memikirkan kuantitas (jumlah) yang didapat, tapi pikirkan juga kualitas (mutu) yang didapat.

Semoga Allah memberkahi dunia dan akhirat kita. Diri dan keluarga kita. Harta dan negara kita. Ilmu dan amal kita.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kiat Meraih Keberkahan Hidup"

Posting Komentar