Mengenal Setan
Mengenal Setan
Oleh: Hartono Rahimi, MA
A. Pendahuluan
Salah
satu taqdir Allah dalam kehidupan dunia ini adalah diciptakannya berbagai jenis
makhluk. Malaikat diciptakan dari cahaya, manusia dari tanah, jin dari api dan
hewan dari air[1].
Beragamnya
asal mula kejadian makhluk, fariasi tugas dan peran mereka dalam kehidupan
serta bentuk yang berbeda jauh antara satu dengan yang lainnya tentu mengandung
hikmah ilahiah yang harus diimani.
Salah
satu makhluk ciptaan Allah tersebut adalah setan, sebuah sebutan menyangkut
sifat durhaka dan pembangkangan yang dilakukan jin, manusia dan binatang.
Siapakah sebenarnya setan itu, apa hikmah penciptaannya, seperti apa ia
menggoda manusia, dan apa saja yang bisa dilakukan untuk membentengi diri dari
gangguannya akan dibahas pada makalah ini.
B. Pengertian
1. Pengertian Setan
Kata
setan ((الشيطان menurut
etimologi (bahasa) berarti jauh dari kebenaran. (Jamharat al-lughah, 1/485),
sedangkan menurut istilah sebagaimana yang disampaikan oleh Sibawaih adalah setiap
makhluk Allah yang durhaka dan jauh dari kebenaran baik dari kalangan manusia,
Jin maupun binatang. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/115). Hal tersebut
berdasarkan firman Allah SWT:
وَكَذَلِكَ
جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْـسِ وَالْجِنِّ
Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin (Qs. Al-An’am/6: 12). Hal yang sama
juga terdapat dalam firman-Nya surat Annas/114: 6.
Adapun
setan dari jenis binatang berdasarkan sabda Rasulullah SAW berikut ini:
الْكَلْبُ الْأَسْوَدُ شَيْطَانٌ
“Anjing
berwarna hitam pekat itu adalah setan”. (HR. Muslim, no. 789)
Menurut
Ibnu Hajar, kegelapan dan warna hitam itu identik dengan kekuatan setan”. (Fath
al-Bari, 10/64). Memang, di banyak tempat sampai hari ini binatang hitam pekat
sering dijadikan media tumbal oleh para penganut ilmu hitam.
Kata asy-syaithaan
(bentuk tunggal) disebutkan Allah SWT di dalam al-Quran sebanyak 68 kali, dan
kata asy-syayaathiin (bentuk jamak) disebutkan sebanyak 17 kali.
b.
Pengertian Iblis
Kata iblis ((إبليس terambil dari kata Arab Ablasa ((ابلس yang berarti “putus asa” (Tafsir al-Misbah, 1/150).
Bentuk keputus asaan Iblis kepada rahmat Allah terlihat pada ayat berikut ini:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي
لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ.
Iblis
berkata: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus (Qs. Al-A’raf/7: 116).
Bukannya iblis bertobat kepada Allah atas keengganan
dan kesombongannya saat diperintahkan untuk sujud (menghormati) Adam, tapi ia malah
memutuskan untuk menjadi makhluk sesat selamanya dan akan menyesatkan semua
manusia sampai hari kiamat. Padahal, pintu
ampunan Allah terbuka luas untuk semua hamba-Nya. Karakter sombonglah yang
membuat Iblis berat hati untuk taat kepada Allah. Menurutnya Ia lebih baik dari
Adam:
أَنَا
خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِـيْ مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيـــنٍ.
"Saya
lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah". (Qs. Al-A’raf/7: 12)
Padahal
sebenarnya sebagaimana yang diungkpakan Ibnu Jarir At-Thabari tanah lebih baik
daripada api, kelebihan tanah tersebut antara lain karena . a) tabiat tanah tenang dan lembut karena
itulah Adam berkarakter penyabar, mau bertobat, tunduk dan merendahkan diri di
hadapan Allah sehingga Allah mengampuni dan memberinya hidayah. sementara api
ringan dan mudah tersulut sehingga menyebabkan iblis berkarakter sombong dan keras
hati sehingga Allah murka kepadanya ; b) tanah penyebab terkumpulnya sesuatu sedangkan
api penyebab bercerai berainya sesuatu; c) tanah penyebab tumbuhnya pohon dan
tanaman lainnya sedangkan api penyebab kemusnahannya. (Tafsir al-Baghawi, 3/7)
Konon, sebagaimana
yang disampaikan Ibnu Abbas makhluk yang kemudian bernama iblis ini pada
mulanya bernama Azazil (عزازيل) (Tafsir
Ibnu Katsir,
1/230) dalam arti “ketua para malaikat”, karena ia sangat taat beribadah bahkan
mampu menyaingi ketaatan malaikat sehingga ia mendapat pengistimewaan, karena
itu ketika Allah memerintahkan malaikat untuk sujud kepada Adam perintah itu diarahkan juga kepadanya:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ
اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ
الْكَافِرِينَ.
Dan
(ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Qs. Al-Baqarah/2: 34)
Tetapi
karena ia enggan dan menyombongkan diri, maka ia mendapat murka Allah berupa
pengusiran dari dalam sorga. (Tafsir al-Misbah, 1/150)
قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ
لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ.
Allah berfirman:
"Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk
orang-orang yang hina". (Qs. Al-Araf/7: 13)
Berdasarkan
keterangan ayat di atas, Iblis itu hanya satu, dan hanya dia saja yang diberi
umur panjang (sampai hari kiamat) oleh Allah. Umur panjang iblis tersebut adalah
hasil doa’nya kepada Allah.
قَالَ
أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ. قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ.
Iblis
berkata: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi
tangguh."
(Qs. Al-Araf/7: 14-15)
Iblis termasuk jenis jin yang durhaka terhadap
perintah Allah. Hal tersebut bedasarkan firman Allah SWT:
إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّــــهِ
“Iblis itu dari golongan jin, maka ia mendurhakai
perintah Tuhannya”. (Qs. Al-Kahf/18: 50)
Sementara itu jin diciptakan Allah SWT dari api.
وَخَلَقَ
الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ.
“Dan Allah menciptakan jin dari nyala api”. (Qs. Arrahman/55: 15)
c. Pengertian Jin
Kata jin/jaan (جِــــــنٌّ
/جآنٌّ) bentuk tunggalnya jinniy (جِنِّيٌّ) menurut bahasa terambil
dari kata janana berarti tertutup atau tersembunyi[2] dari pandangan mata manusia.
Menurut istilah sebagaimana dikemukakan Sayyid Sabiq ulama Mesir kontemporer
adalah: “sejenis ruh yang berakal, berkehendak, mukallaf (dibebani tugas-tugas
oleh Allah sebagaimana manusia) tetapi mereka tidak berbentuk materi
sebagaimana bentuk materi yang dimiliki manusia, luput dari jangkauan indera,
tidak dapat terlihat sebagaimana keadaannya yang sebenarnya atau bentuknya yang
sesungguhnya dan mereka mempunyai kemampuan untuk tampil dalam berbagai bentuk”.[3]
Kata al-jin (bentuk
tunggal) disebutkan di dalam al-Qur'an sebanyak 22 kali, kata al-jaann (bentuk
jamak) disebutkan sebanyak 7 kali. Jin ada yang beriman dan ada
pula yang kafir sebagaimana manusia. Jin diciptakan lebih dahulu oleh Allah
dari pada manusia.[4]
Manusia
pada umumnya tidak dapat melihat jin dalam wujud aslinya, dengan dalil firman
Allah:
إِنَّهُ
يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya
Iblis dan bala tentaranya melihat kalian (selalu mengamati kalian) dari arah
yang kalian tidak dapat melihat mereka.” (Al-A'raf: 27) (lihat Fathul Bari
juz 1 hal 718).
Imam Qurthubi
rahimahullahu berkata: “ayat ini merupakan dalil dan bukti bahwa jin itu tidak
dapat dilihat dalam bentuk aslinya”. Namun, sebagaimana yang disampaikan Imam Al-Alusi, "Nabi Muhammad SAW bisa
melihat Jin dalam bentuk aslinya sebagaimana beliau pernah melihat Jibril dalam
bentuk aslinya sebanyak dua kali (lihat Tafsir Ruh al-Ma'ani juz 5 hal 140)
Al-Imam
Asy-Syafi`i rahimahullahu bahkan menyatakan dalam Manaqib-nya: “Siapa yang
mengaku melihat jin, maka kami batalkan persaksiannya (tidak diterima kesaksiannya)
terkecuali bila ia seorang Nabi.”
Namun Menurut
Ibnu Hajar al-Atsqalani, jin memiliki
kemampuan untuk mengubah bentuknya seperti Anjing, ular, kalajengking dan
bentuk-bentuk penjelmaan lainnya sehingga ia bisa dilihat oleh manusia dalam
bentuk jelmaan tersebut bukan dalam bentuk aslinya. (lihat Fathul Bari juz 6 hal 414)
Mujahid
rahimahullahu dan Qatadah rahimahullahu berkata: “Bala tentara utama Iblis
adalah para jin Kafir (setan).” (lihat Al-Jami' li Ahkamil Qur`an juz 7 hal 120
dan Ma'alimut Tanzil juz 2 hal 129)
C. Hikmah diciptakannya Setan
Allah SWT mengutuk Iblis karena dia sombong dan angkuh
ketika disuruh taat kepada-Nya, itupun disadari oleh Iblis. Laknat dan
pengusiran dari Allah yang diterima Iblis menunjukkan keadilan-Nya. Sebab,
Allah tidak menyiksa makhluk-Nya melainkan karena dosa yang mereka lakukan. Namun,
harus diimani dengan baik bahwa penciptaaan iblis merupakan bagian dari suratan takdir-Nya yang memiliki banyak
hikmah:
مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia” (Qs. Ali Imran/3: 191).
Di antara hikmah diciptakannya Setan adalah sebagai
berikut:
1) Menambah ibadah orang beriman.
Sebab, adanya setan akan mendorong
mereka untuk berlindung kepada Allah ketika marah, digoda saat shalat, ketika
berpergian, masuk wc, sebelum bersetubuh
dan lain-lain. Ta’awwudz adalah bagian dari zikir kepada Allah yang mendapatkan
pahala yang besar.
2) Ujian kehidupan
Hidup adalah panggung ujian, siapa
yang mampu menghadapi ujian, maka Dia
adalah pemenang yang berhak naik tingkat dan mendapatkan hadiah terbaik (sorga).
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ
سُدًى
Apakah
manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa diuji)?
(Qs. Al-Qiyamah/75: 36)
3) Sebagai penghuni neraka.
Sorga dan neraka diciptakan Allah sebagai
tempat tinggal abadi di kampung akhirat. Orang baik akan dimasukkan ke sorga,
orang jahat akan dimasukkan ke
neraka. Setan dan pengikutnya akan menjadi penghuni neraka yang telah Allah
ciptakan.
وَاتَّقُوا
النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Takutlah
kalian kepada neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir”.
(Qs. Ali Imran/131)
4)
Agar
dakwah tetap ada.
Umat Islam
diperintah agar melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar kepada orang-orang yang bermaksiat. Jika semua manusia baik,
tentu perintah da’wah jadi tidak berguna.
Sahabat Ibnu Umar RA berkata,
“Rasulullah menepuk pundak Abu Bakar RA lalu berkata:
إِنَّ اللَّـهَ لَوْ شَاءَ أَنْ لاَ
يُعْصَى مَا خَلَقَ إِبْلِيْسَ
“Sesungguhnya Allah seandainya
menghendaki diri-Nya tidak didurhakai oleh manusia tentu tidak menciptakan
Iblis”. (HR. Ahmad, Musnad Syamiyyin 2/233, dihasankan oleh
al-Albani dalam shahihul jami’ no: 1812)
D. Waktu Setan Menggoda
Setan
dari golongan jin selalu berusaha menyesatkan manusia kapanpun dan dimanapun
mereka berada, karena dia makhluk yang ringan. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ
أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُل شَيْءٍ مِنْ شَأْنِهِ حَتَّى يَحْضُرَهُ عِنْدَ طَعَامِهِ
فَإِذَا سَقَطَتْ مِنْ أَحَدِكُمْ اللُّقْمَةُ فَلْيُمِطْ مَا كَانَ بِهَا مِنْ
أَذًى ثُمَّ لِيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ فَإِذَا فَرَغَ
فَلْيَلْعَقْ أَصَابِعَهُ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي فِي أَيِّ طَعَامِهِ تَكُونُ
الْبَرَكَةُ
“Sesungguhnya setan itu mengikuti kamu dalam segala urusan. Dia ikut
hadir pada saat seseorang makan, jika ada makanan kamu yang jatuh, hendaknya
membersihkan kotoran yang menempel pada makanan tersebut dan memakannya
kembali. Jangan dibiarkan untuk setan. Jika selesai makan hendaklah mengulum
jari karena seseorang tidak tau mana makanan yang mengandung barakah.” (HR. Muslim no. 3794)
Menurut
Rasulullah SAW setan juga beredar dalam tubuh manusia layaknya darah.
إِنَّ
الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ
“Sesungguhnya setan itu berjalan di dalam aliran
darah manusia”. (HR.
Bukhari no. 1897)
Bahkan
menurut firman Allah SWT dalam surat al-Araf ayat 17 setan akan menggoda
manusia dari berbagai arah:
ثُمَّ
لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Kemudian saya (setan) akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”. (QS. Al-Araf/7: 17)
Ayat di atas menerangkan bahwa Iblis berjanji kepada Allah
akan mendatangi manusia dari semua penjuru kecuali dari atas. Imam Atthabari berkata:
"Iblis atau setan menggoda manusia dari depan, maksudnya setan memberi
tahu manusia tidak ada hari kebangkitan, tidak ada surga dan neraka. Adapun
dari belakang, setan menggoda urusan dunia mereka, setan memperindah urusan
dunia manusia sehingga lupa akhiratnya. Adapun dari kanan, maksudnya setan
menghambat manusia ketika ingin beramal saleh. Adapun dari kiri, manusia dibuat
senang dengan kemaksiatan. (Tafsir Atthabari, 12/338)
Setan mendatangi anak Adam dari semua penjuru tapi
tidak mampu menggoda dari atas, karena sebagaimana yang dikatan Ibnu Abbas,
“setan tahu bahwasanya Allah SWT di atas mereka dan rahmat itu dari atas”. (Tafsir
ad-Durul Mantsur, 4/2013)
Jadi,
setan akan terus menggoda manusia selama manusia tersebut masih hidup. Hal ini diungkapkan langsung oleh iblis pimpinan para
setan:
لَا
أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي آدَمَ مَا دَامَتِ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ
“Aku tetap terus menggoda anak cucu adam
(manusia) selama nyawa mereka masih ada.” (HR. Ahmad, disahihkan oleh
al-Albani dalam silsilah shahihah 1/103)
E. Siapa Saja yang digoda Setan
Setiap
mnanusia yang beriman ataupun kufur, laki-laki ataupun wanita, ‘alim ataupun
bodoh, pasti ditemani jin kafir. Jin tersebut selalu menyertai kita dan mencari
kesempatan untuk menggoda. Rasulullah SAW bersabda:
مَا
مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِينُهُ مِنَ الْجِنِّ (وَقَرِينُهُ
مِنَ الْمَلَائِكَةِ) قَالُوا وَإِيَّاكَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَإِيَّايَ إِلَّا أَنَّ اللَّهَ أَعَانَنِي عَلَيْهِ
فَأَسْلَمَ فَلَا يَأْمُرُنِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Tidaklah
salah seorang di antara kamu melainkan sungguh ditemani oleh jin (dalam riwayajuga
ditemani oleh malaikat). Mereka bertanya: “Engkau juga wahai Rasulullah?”
beliau menjawab: “ya, akan tetapi Allah menolongku dari godaannya, dia masuk
Islam dan tidak menyeru melainkan hal yang baik.” (HR. Muslim no. 5034)
Jadi, Setan tidak hanya menggoda orang dewasa (mukallaf)
tapi anak yang baru lahirpun digodanya.
مَا
مِنْ بَنِي آدَمَ مَوْلُودٌ إِلَّا يَمَسُّهُ الشَّيْطَانُ حِينَ يُولَدُ فَيَسْتَهِلُّ
صَارِخًا مِنْ مَس الشَّيْطَانِ غَيْرَ مَرْيَمَ وَابْنِهَا
“Anak Adam yang baru dilahirkan disentuh oleh setan, sehingga ia menjerit
menangis dengan suara yang keras kecuali dengan suara yang keras kecuali maryam
dan anaknya”
(HR. Bukhari, no. 3177)
F. Cara Setan Menggoda
Setan
menggoda manusia secara bertahap, langkah demi langkah. Hal ini sebagaimana
disampaikan Allah SWT dalam firman-Nya berikut:
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ
أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah
syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji
dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada
kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Qs. Annur/24: 21)
Ibnul
Qayyim al-Jauziyah menyebutkan enam tahapan setan mengajak manusia. Pertama:
mengajak manusia menjadi kafir (musyrik). Jika mereka muslim, beralih ketahap kedua:
mengajak mengerjakan bid’ah. Jika mereka Ahli sunnah, beralih ketahap ketiga
yakni mereka diajak melakukan dosa besar, jika belum berhasil beralih ke tahap keempat
yakni diajak mengerjakan dosa kecil. Jika belum berhasil juga, beralih ke tahap
kelima yakni manusia disibukkan dengan perkara yang mubah (boleh) sehingga
lalai melakukan amalan yang berpahala. Jika belum berhasil, beralih ketahapan keenam
yakni manusia disibukkan melakukan amalan yang kurang utama sehingga
meninggalkan amalan yang lebih utama, misalnya manusia disibukkan mengamalkan
amalan sunnah dari pada yang wajib.
Ad-Darani
RA menyampaikan, “Bila setan tidak mampu menggoda anak Adam dengan maksiat,
maka ia menggoda mereka untuk terus beramal shaleh, namun dengan tujuan
mendapatkan keuntungan duniawi”. (al-Mujalasah wa jawahirul ilmi, 3/351)
G. Makar Setan
Setan memanfaatkan berbagai
media dan melakukan berbagai cara untuk menggoda manusia, di antaranya adalah:
1. Setan
mengajak manusia agar berpaling dari syariat Islam
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ
يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ.
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan
Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan)
maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”. (Qs.
Al-Zuhruf/43: 36)
2. Setan
membuat orang lupa beribadah
Allah SWT berfirman:
“اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ
اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ
الْخَاسِرُونَ.
“Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat
Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan
syaitan itulah golongan yang merugi.” (Qs.
Al-Mujadilah/58: 19)
3. Setan
mengajak orang taklid buta
Allah SWT berfiman:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا
أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَاءَنَا
أَوَلَوْ كَانَ الشَّيْطَانُ يَدْعُوهُمْ إِلَى عَذَابِ السَّعِيرِ.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan
Allah". Mereka menjawab: "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa
yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka (akan
mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam
siksa api yang menyala-nyala (neraka)?” (Qs. Luqman/31: 21)
4. Bekerja sama dengan tukang
sihir dan dukun
Setan adalah pelayan (khadam)
bagi para tukang sihir, dukun dan paranormal. Imbalan (tumbal) berupa
pengabdian dan persembahan yang disampaikan para dukun tersebut
menyebabkan setan dengan setia membantu
memuluskan setiap misi jahat mereka berupa santet, teluh, tenung, dan berbagai kegiatan
magic lainnya.
Rasulullah
SAW bersabda:
إِنَّ
إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ
فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ
فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ
يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ
امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ
“Iblis membangun kerajaannya di air, lalu mengutus bala tentaranya (dari
situ untuk menggoda manusia). Setan yang paling dekat dengan Iblis adalah yang
paling berbahaya (godaannya). Selesai menggoda(biasanya) mereka akan melapor,
“aku telah berbuat ini dan itu”. Iblis menjawab, “kamu belum berbuat apa-apa”.
Kemudian yang lainnya melapor, “Aku tidak meninggalkan godaanku hingga aku sukses membuatnya menceraikan istrinya
(thalaq)”. Iblis menanggapi seraya mendekati setan tersebut, “Kamu adalah
prajurit terbaikku”. (HR. Muslim
no. 5032)
5. Menanamkan
permusuhan antar manusia
Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا
يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي
الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ
فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ.
“Sesungguhnya
syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari
mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).”
(Qs. al-Maidah/5: 91)
6. Mengajak
manusia untuk memikirkan zat Allah
Rasulullah SAW bersabda:
يَأْتِي
الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولَ مَنْ خَلَقَ كَذَا وَكَذَا حَتَّى يَقُولَ لَهُ
مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَ ذَلِكَ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ
“Setan datang kepada salah seorang diantara kalian, lalu bertanya,
“siapa yang menciptakan ini dan ini”, bahkan sampai bertanya, “siapa yang
menciptakan tuhanmu?”. Maka jika datang was-was demikian berlindunglah kepada
Allah (dengan membaca taawwudz) dan berhentilah (dari berfikir demikian)”.
(HR. Muslim no. 191)
7. Setan
bergabung dengan ulama gadungan (suuk)
Rasulullah SAW bersabda:
سَيَكُونُ
فِي آخِرِ أُمَّتِي أُنَاسٌ يُحَدِّثُونَكُمْ مَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلَا
آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ
“Akan ada pada akhir umatku manusia menceritakan hadis kepadamu,
kamu dan bapak moyangmu tidak pernah mendengarkan sebelumnya, maka
berhati-hatilah kamu, dan waspadalah
dengan mereka”. (HR. Muslim no. 7)
إِنَّ الشَّيْطَانَ لِيَتَمَثَّلُ فِي
صُورَةِ الرَّجُلِ فَيَأْتِي الْقَوْمَ فَيُحَدِّثُهُمْ بِالْحَدِيثِ مِنَ
الْكَذِبِ فَيَتَفَرَّقُونَ
“Sahabat
Abdullah berkata, “Setan akan menjelma manusia lalu dia datang kepada suatu
kaum, lalu bercerita kepada mereka dengan menyampaikan hadis palsu, sehingga mereka
berpecah belah” (HR. Muslim no. 8)
8. Mengajak
manusia melakukan pemborosan
Allah SWT berfirman:
إِنَّ
الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ
كَفُورًا.
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Qs. Al-Isra’/17: 27
9. Menggoda
manusia agar membunuh
Rasulullah SAW bersabda:
لَا
يُشِيرُ أَحَدُكُمْ عَلَى أَخِيهِ بِالسِّلَاحِ فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي لَعَلَّ
الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِي يَدِهِ فَيَقَعُ فِي حُفْرَةٍ مِنْ النَّارِ
“Janganlah kalian mengacungkan senjata
tajam kalian kepada yang lainnya (walaupun bercanda) karena dia tidak tahu
barangkali setan akan mencabut alat tajam itu dari tangannya lalu mengenai
kawannya dan menyebabkannya masuk neraka” (HR.
Bukhari no. 6545)
10. Setan
mempengaruhi manusia agar berzina
Rasulullah SAW bersabda:
أَلَا لَا يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ
إِلَّا كَانَ ثَالِثَهُمَا
“Ingatlah bahwa laki-laki dan wanita yang
berduaan di tempat sepi maka yang ketiganya adalah setan (yang akan
menggodanya)”. (HR.
Tirmidzi no. 2091. Disahihkan oleh al-Albani dalam silsilah shahihah 1/429)
11. Setan
memperindah tampilan wanita saat ke luar rumah
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ
الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ
“Sesungguhnya wanita datang dan pergi dengan bentuk
setan (sehingga menarik minat lawan jenis untuk melihatnya).” (HR. Muslim no. 3491)
12. Menyuruh
manusia makan dengan tangan kiri
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Apbila kamu makan
maka makanlah dengan tangan kanannya dan pabila kamu minum maka minumlah dengan
tangan kanannya karena setan itu makan dan minum dengan tangan kirinya”. (HR. Muslim no. 3764)
13. Setan
menggoda saat tidur
Rasulullah SAW bersabda:
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ
مِنْ اللَّهِ وَالْحُلُمُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلُمًا
يَخَافُهُ فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا
فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ
“Mimpi
baik itu datangnya dari Allah dan mimpi jelek itu dari setan, maka jika kamu
mimpi jelek dan merasa ketakutan segeralah meludah ke sebelah kiri dan
berlindung kepada Allah dari kejelekan mimpi tersebut (dengan membaca
taawwudz). Maka setan tidak akan membahayakannya.” (HR. Bukhari, no.3049)
Rasulullah juga bersabda”
يَعْقِدُ
الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ
يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ
فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ
فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ
وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“setan
mengikat tengkuk salah seorang di antara
kalian dengan tiga ikatan (saat ia tidur), setiap mengikikat satu ikatan dia
mengatakan malam masih panjang maka tidurlah. Jika yang bersangkutan bangun dan
berdzikir kepada Allah akan lepas satu ikatan. Jika dia berwudhuk maka lepas
ikatan yang kedua dan apabila dia shalat maka lepas ikatan ketiga. (kalau semua
ikatan tersebut telah lepas) maka orang itu akan rajin dan baik jiwanya namun
jika tidak, maka akan jelek jiwanya dan (ia akan dihinggapi) kemalasan”. (HR. Bukhari no. 1074)
Jika orang tersebut kesiangan sehingga tidak melaksanakan
shalat shubuh maka kata Nabi SAW:
بَالَ الشَّيْطَانُ فِي
أُذُنَيْهِ
“ kedua telinga orang itu dikencingi
setan.” (HR. Bukhari no. 3030)
H. Tips Menghindari godaan setan
Allah
SWT menjelaskan bahwa Iblis atau setan adalah musuh bagi orang beriman sampai
hari kiamat. Iblis bersumpah bahwa ia akan menggoda semua manusia agari menjadi
bala tentaranya dan menjadi penghuni neraka.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي
لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ.
Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya (Qs. Al-Hijr/15: 39).
Tapi,
dengan rahman dan rahim-Nya, Allah SWT akan melindungi manusia yang mau
berikhtiar dengan maksimal, berdoa dengan tulus dan bertawakal dengan baik
kepada-Nya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa amalan yang bisa membentengi
kita dari godaan setan.
1. Senantiasa berdoa kepada
Allah
Allahlah
yang menciptakan Iblis dan setan dan Dia pulalah yang akan menjaga hamba-Nya
dari gangguan setan tersebut. Di antara cara meraih pertolongan Allah dari
gangguan Setan adalah dengan berdo’a. Ibnu Umar menyampaikan bahwa Rasulullah
SAW selalu membaca do’a berikut pada pagi dan sore hari.
اَللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ
يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ
بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي
”ya Allah jagalah diriku dari depanku dan
dari belakangku, dari kananku, dari kiriku, dari atasku dan aku berlindung
dengan menyebut keagungan-Mu bila aku hancur dari bawahku”. (HR. Abu Dawud
no. 4412. Disahihkan oleh al-Albani dalam shahihut targhib 1/160)
2.
Meningkatkan
iman dan taqwa kepada Allah
Allah SWT berfirman:
إِنَّهُ
لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ.
“Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas
orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya”. (Qs. An-Nahl/16: 99)
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا
تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ.
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu
benar-benar orang yang beriman. (Qs. Ali Imran/3: 175)
3. Berjuang agar menjadi pribadi
ikhlas
Allah SWT berfirman:
قَالَ
رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ
وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ.
Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka". (Qs. Al-Hijr/15: 39-40)
4. Menjaga Pandangan (ghaddul
Bashar)
Suatu ketika Rasulullah SAW menasehati Ali:
يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ
النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
“Wahai Ali, janganlah engkau
ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan berikutinya, karena bagimu hanya pandangan pertama, tidak yang lain” (HR. Abu Dawud no. 1837,
Tirmidzi 2777, dihasankan oleh al-Albani)
Ibnul
Jauzi berkata, “Apabila kalian ghaddul bashar ketika pertama kali melihat
wanita, niscaya kalian akan selamat dari berbagai bencana. Apabila kalian
mengulang melihatnya maka kalian telah menanam di dalam hati kalian tumbuhan
yang sulit dicabut. Cara menterapinya adalah dengan melawan godaan yang muncul
dan selalu takut kepada siksa Allah”. (Dzammul hawa, h. 144)
Rasulullah
SAW suatu hari pernah melihat wanita yang menakjubkannya, maka beliau pulang,
maka beliau pulang ke rumah dan menunaikan hajatnya (bersetubuh) dengan
istrinya Zainab. Setelah itu beliau bersabda:
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُقْبِلُ فِي صُورَةِ
شَيْطَانٍ وَتُدْبِرُ فِي صُورَةِ شَيْطَانٍ فَإِذَا أَبْصَرَ أَحَدُكُمْ امْرَأَةً
فَلْيَأْتِ أَهْلَهُ فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مَا فِي نَفْسِهِ
“Sesungguhnya
wanita datang dan pergi berbentuk setan. Apabila kalian melihat wanita (menarik
di luar rumah) maka datangilah (pulanglah untuk menemui) istri kalian, karena hal
itu akan menghilangkan (gejolak syahwat) yang muncul di dalam diri kalian (HR.
Muslim no. 2491)
Apabila
seseorang tidak menundukkan pandangan, maka Ia telah melakukan zina mata.
Rasulullah SAW bersabda:
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ
الزِّنَا مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ
وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ وَالْيَدُ
زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى
وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ.
“Telah ditulis bagi anak adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapatinya
tidak mustahil. Kedua mata zinanya adalah melihat, kedua telinga zinanya adalah
mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah menyentuh,
kaki zinanya adalah me-langkah. Hati berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan
kemaluan itulah yang akhirnya membenar-kan atau mendustakannya." (HR. Bukhari no.
5774)
5. Sering membaca ta’awwuz
Ta’awwudz adalah memohon perlindungan
Allah dari gangguan setan. Membaca Ta’awwudz
sangat dianjurkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya.
a)
ketika
akan membaca al-Quran
فَإِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْءَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu
meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (Qs. An-Nahl/16:
98)
b)
Saat
digoda, seperti waswas, stres, emosi, susah khusu’, dan lain-lain.
وَإِمَّا
يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ
عَلِيمٌ.
“Dan jika
kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(Qs. Al-A’raf/7: 200)
Firman Allah SWT:
وَقُلْ
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ. وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ
يَحْضُرُونِ.
Dan
katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan
syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan
mereka kepadaku." (Qs. Al-Mu’minun/23: 97-98)
c)
Jika
mengunjungi suatu tempat
مَنْ
نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ
بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ
يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
“Siapa saja yang singgah di suatu tempat lalu
membaca “A’uudzu bikalimaatillahit taaammaati min syarri maa khalaq/ Aku
berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan semua makhluk”
maka tidaklah ada makhluk yang mengganggunya selamat di tempat itu” (HR. Muslim no. 4881).
Rasulullah
juga bersabda ketika ada seorang sahabat mengaku digigit kalajengking,
“Seandainya sore harinya kamu membaca “A’uudzu
bikalimaatillahit taaammaati min syarri maa khalaq” maka tidak ada yang
bisa membahayakanmu (HR. Muslim no. 4883)
d)
membacakan
taawwudz untuk anak kecil
Rasulullah SAW bersabda:
يُعَوِّذُ
الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ
كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“Rasulullah minta perlindungan kepada Allah untuk Hasan dan Husain dengan
mengucapkan “أُعِيذُكُمَا
بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ
عَيْنٍ لَامَّةٍ / aku mohon perlindungan untuk kalian berdua dengan
kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan, binatang beracun, dan dari
setiap mata yang dengki” (HR. Abu Dawud no. 4112)
e)
Ketika
mendengar suara keledai
Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ
الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا وَإِذَا
سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ فَتَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا
“Apabila
kalian mendengar kokok ayam maka berdoalah kepada Allah agar memberikan
karunia-Nya, karena ayat tersebut melihat malaikat. Namun, apabila kalian
mendengar suara keledai segeralah berlindung kepada Allah dari kejahatan setan
karena dia melihat setan”. (HR. Bukhari, no. 3058)
f)
pada
saat marah
pada zaman Rasulullah SAW ada dua orang yang saling mencaci maki di dekat
beliau sehingga salah seorang dari mereka sangat marah, membengkak otot
lehernya dan merah wajahnya, maka beliau bersabda, “saya akan mengajarinya
suatu bacaan yang apabila dia mau membacanya pasti akan hilang marahnya”. yaitu
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ
(HR. Bukhari no. 5660)
g)
Saat
mengalami mimpi buruk
Rasulullah SAW bersabda:
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ
مِنَ اللَّهِ وَالْحُلُمُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلُمًا
يَخَافُهُ فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا
فَإِنَّهَا لَا تَضُرُّهُ
“Mimpi baik itu datangnya dari Allah dan mimpi jelek itu dari setan.
Maka jika bermimpi jelek salah satu di antara kamu dan merasa ketakutan
segeralah meludah ke sebelah kiri dan berlindung kepada Allah dari kejelekan
mimpi (dengan membaca ta’awwudz) sesungguhnya yang demikian itu tidaklah
membahayakannya”. (HR. Bukhari no. 3049)
h)
Sebelum
masuk WC
Rasulullah SAW bersabda, “Jika kamu akan masuk WC
maka ucapkanlah:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari hal-hal keji dan kotor (setan laki-laki dan perempuan)” (HR. Bukhari no. 139)
6. Membaca Basmalah
Membaca
bismillah sebelum melakukan sesuatu adalah salah satu senjata ampuh untuk
melawan godaan dan gangguan setan. Di antaranya
a) Sebelum makan
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَسْتَحِلُّ
الطَّعَامَ أَنْ لَا يُذْكَرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya setan iktu makan dengan orang yang tidak menyebut nama
Allah (sebelum makan). (HR. Muslim no. 3761)
b) Pada saat menutup pintu rumah
إِذَا كَانَ
جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ فَإِنَّ
الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ فَإِذَا ذَهَبَتْ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ
فَخَلُّوهُمْ وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا
“Apabila kegelapan malam telah tiba -atau kamu masuk di waktu malam-, maka
tahanlah anak-anakmu, sesungguhnya setan pada saat itu bertebaran. Apabila
malam telah terlewati sesaat, maka lepaskan mereka. Tutuplah pintu-pintu rumah
kalian dengan membaca ‘bismillah’ karena setan tidak bisa membuka ‘masuk’
melalui pintu yang ditutup ‘dengan membaca bismillah’ (HR. Bukhari, no. 3059)
c) Jika ke luar rumah
Rasulullah
SAW bersabda:
مَنْ
قَالَ يَعْنِي إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى
اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ يُقَالُ لَهُ كُفِيتَ
وَوُقِيتَ وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ
“Siapa keluar rumah lalu membaca “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى
اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ / dengan nama Allah, aku bertawakal kepada Allah,
tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah” maka itu sudah cukup dan setan
akan menjauh dari dirinya”. (HR. Tirmidzi no. 3348.
Disahihkan oleh al-Albani dalam shahihul
kalimit thayyib 45)
d) sebelum bersetubuh dengan
istri
Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ
أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا
الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنَّهُ إِنْ
يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
Jika salah salah seorang di antara kalian ingin menyetubuhi istrinya
hendaklah membaca “bismillahi allahumma
jannibnas syaithana wajannibis syaithana ma razaqtana/ dengan menyebut nama
Allah, ya Allah jayhkan kami dari gangguan setan dan jauhkan pula setan dari
yang engkau rizkikan kepada kami”. Jika ditakdirkan mereka punya anak (dari
hubungan itu) maka setan tidak akan membahayakan (anak tersebut) selamanya.
(HR. Muslim no. 2591)
7. Sering minta Ampun kepada
Allah
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ
إِبْلِيسَ قَالَ لِرَبِّهِ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي بَنِي
آدَمَ مَا دَامَتِ الْأَرْوَاحُ فِيهِمْ فَقَالَ اللَّهُ فَبِعِزَّتِي وَجَلَالِي
لَا أَبْرَحُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي
“Sesungguhnya iblis berkata kepada
Allah, demi keagungan-Mu dan kemuliaan-Mu, aku tetap terus menggoda anak cucu
adam (manusia) selama nyawa mereka masih ada, maka Allah berfirman, “Demi
keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku, Akupun tetap mengampuni mereka selagi mereka
minta ampun kepada-Ku.” (HR. Ahmad, disahihkan oleh al-Albani dalam silsilah
shahihah 1/103)
8. Sering membaca al-Qura’an
Rasulullah SAW bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ
يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
“Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.
Sungguh, rumah yang di dalamnya selalu dibacakan surat al-Baqarah (ayat-ayat
Alquran), tidak dimasuki setan.’’ (HR. Muslim, no. 1300)
9.
Berdzikir
kepada Allah
Di
antaranya adalah mengumandangkan adzan dan menjawabnya. Rasulullah SAW
bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ إِذَا نُودِيَ
بِالصَّلَاةِ وَلَّى وَلَهُ حُصَاصٌ
“Sesungguhnya apabila adzan
dikumandangkan maka setan akan lari sambil sambil mengeluarkan suara
kentutnya”.
(HR. Muslim no. 584)
10. Membaca ayat Kursi Sebelum Tidur
Ayat Kursi adalah ayat teragung dalam al-Quran. Hal tersebut berdasarkan hadis Rasulullah berikut ini :
يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ
آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ قَالَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ { اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ } قَالَ فَضَرَبَ فِي صَدْرِي وَقَالَ وَاللَّهِ لِيَهْنِكَ الْعِلْمُ
أَبَا الْمُنْذِرِ
“Hai Abu Mundzir! tahukah kamu, ayat
manakah di antara ayat-ayat al Quran yang ada padamu yang paling utama?” Abu
Mundzir berkata: saya menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
Beliau bertanya lagi: “Hai Abu Mundzir, tahukah kamu, ayat manakah di antara
ayat-ayat al Quran yang ada padamu yang paling utama?” Abu Mundzir berkata:
Saya menjawab, “Allahu laa ilaaha illaa huwal Hayyul Qayyum” Abu Mundzir
berkata: lalu beliau menepuk dadaku seraya bersabda: “Demi Allah, semoga dadamu
dipenuhi dengan ilmu, wahai Abu Mundzir” (HR. Muslim no. 810)
Karena keagungannya, maka siapa saja yang membaca ayat kursi maka ia akan memperoleh perlindungan
Allah dari gangguan setan. Keistimewaan ayat kursi tersebut merupakan
pengakukuan Iblis secara langsung kepada sahabat Abu Hurairah dan dibenarkan
oleh Rasulullah SAW.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ وَكَّلَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ فَأَتَانِي آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنْ الطَّعَامِ
فَأَخَذْتُهُ وَقُلْتُ وَاللَّهِ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنِّي مُحْتَاجٌ وَعَلَيَّ عِيَالٌ وَلِي
حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ قَالَ فَخَلَّيْتُ عَنْهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ
الْبَارِحَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً
وَعِيَالًا فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ قَالَ أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ
وَسَيَعُودُ فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهُ سَيَعُودُ فَرَصَدْتُهُ فَجَاءَ يَحْثُو مِنْ
الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَعْنِي فَإِنِّي مُحْتَاجٌ وَعَلَيَّ عِيَالٌ
لَا أَعُودُ فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ لِي رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا فَعَلَ
أَسِيرُكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالًا
فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ قَالَ أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ
وَسَيَعُودُ فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ فَجَاءَ يَحْثُو مِنْ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ
فَقُلْتُ لَأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ وَهَذَا آخِرُ ثَلَاثِ مَرَّاتٍ
أَنَّكَ تَزْعُمُ لَا تَعُودُ ثُمَّ تَعُودُ قَالَ دَعْنِي أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ
يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ
فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ
{ اللَّهُ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ } حَتَّى
تَخْتِمَ الْآيَةَ فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا
يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ
فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا فَعَلَ
أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِي
كَلِمَاتٍ يَنْفَعُنِي اللَّهُ بِهَا فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ قَالَ مَا هِيَ قُلْتُ
قَالَ لِي إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ مِنْ
أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ الْآيَةَ { اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
الْقَيُّومُ } وَقَالَ لِي لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنْ اللَّهِ حَافِظٌ وَلَا
يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ وَكَانُوا أَحْرَصَ شَيْءٍ عَلَى الْخَيْرِ
فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا إِنَّهُ قَدْ
صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ لَا قَالَ ذَاكَ شَيْطَانٌ
Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata,
Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam mewakilkan kepadaku untuk menjaga
(gudang tempat) zakat Ramadan. Kemudian ada orang datang dan mengambil makanan,
maka dia aku tangkap. Aku katakan, “Akan aku laporkan engkau kepada Rasulullah
sallallahu alihi wa sallam." Dia berkata, “Lepaskan aku, karena aku orang
yang sangat membutuhkan. Aku punya keluarga dan sangat membutuhkan
sekali." Maka saya lepaskan dia. Ketika pagi hari Nabi sallallahu alaihi
wa sallam berkata, “Wahai Abu Hurairah apa yang dilakukan tawananmu semalam?"
Saya menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengeluh sangat membutuhkan sekali dan
mempunyai tanggungan keluarga, sehingga saya kasihan dan saya lepaskan
dia." Beliau mengomentari, “Dia telah berbohong dan nanti dia akan
kembali. Saya tahu dia akan kembali karena sabda Nabi sallallahu alaihi wa
sallam bahwa dia akan kembali. Sehingga saya mengintainya, kemudian dia datang
dan mengambil makanan. Lalu saya tangkap. Saya katakan kepadanya, “Saya akan
laporkan engkau kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam." Dia berkata,
“Tolong lepaskan diriku karena aku membutuhkan dan mempunyai tanggungan
keluarga, dan saya tidak akan kembali," Sayapun kasihan, maka dia saya
lepaskan. Ketika pagi hari Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam berkata
kepadaku, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan tawananmu semalam." Saya
menjawab, “Dia mengeluh mempunyai keperluan dan tanggungan keluarga, sahingga
saya kasihan dan melepaskan dia." Beliau mengomentari, “Sesungguhnya dia
telah membohongimu dan dia akan kembali." Maka saya intai yang ketiga
kalinya. Kemudian dia datang dan mengambil makanan kemudian saya pegang. Saya
katakan kepadanya, “Saya akan laporkan engkau kepada Rasulullah dan ini yang
ketiga kali bahwa kamu tidak akan datang, tapi kamu masih datang. Dia
mengatakan, “Lepaskan diriku, akan aku ajarkan kepadamu kalimat yang Allah akan
memberikan manfaat kepadamu." Saya menjawab, “Apa itu?" Dia menjawab,
“Jika anda ingin berbaring di ranjang, maka bacalah ayat kursi ‘Allahu lailaha
illa huwal hayyul Qoyyum’ sampai akhir ayat. Allah akan senantiasa menjaga anda
dan setan tidak akan mendekati anda sampai pagi hari." Maka dia saya
lepaskan. Ketika pagi hari, Nabi sallallahu’alaihi wa sallam mengatakan
kepadaku, “Apa yang dilakukan tawananmu semalam?" Saya menjaawab, “Wahai Rasulullah,
dia mengaku bahwa dia akan mengajarkan kepadaku kalimat yang dengan itu Allah
akan memberikan manfaat kepadaku, sehingga aku lepaskan dia." Beliau
bertanya, “Ayat apakah itu?" Saya menjawab, “Dia mengatakan kepadaku,
ketika anda ingin tidur di ranjang anda, maka bacalah ayat kursi dari awal
sampai akhri ayat. Allahu lailaha illa huwal hayyul Qoyyum’ dan dia mengatakan
kepadaku, Allah akan senantiasa menjagamu dan syetan tidak akan mendekati anda
sampai pagi hari." Dan mereka sangat bersungguh-sungguh terhadap suatu
kebaikan. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya dia
telah benar kepadamu padahal dia adalah pendusta. Apakah anda tahu dengan siapa
anda berbicara selama tiga malam wahai Abu Hurairah?" Saya menjawa,
“Tidak." Beliau mengatakan, “Itu adalah setan. " (HR. Bukhari.
Rasulullah
juga bersabda:
مَنْ قَرَأَ دُبُرَ كُلِّ
صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ آيَةَ الْكُرْسِي لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ
إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ.
“Barangsiapa yang membaca ayat kursi
setiap setelah selesai fardhu, tidak ada yang dapat menghalanginya masuk surga
kecuali dia meninggal dunia.” (Diriwayatkan
oleh Nasai di kitab Al-Yaum Wal Lailah dari Hasan bin Basyar.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya dari hadits Muhammad bin Humair
beliau dari Himsi, dia termasuk perawi Bukhari juga. Sanadnya sesuai syarat
Bukhari)
11. Melawan Kuap Sekuat Tenaga
Rasulullah
SAW:
التَّثَاؤُبُ
مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ
فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ الشَّيْطَانُ
“Menguap itu dari setan, jika salah seorang
dari kalian menguap maka hendaklah ia menolaknya sekuat tenaga, jika saat
menguap kamu mengeraskannya dengan suara ‘hua’ maka setan tertawa.” (HR. Bukhari no. 3046)
12. Segera Berwudhuk ketika
Bangun Tidur
إِذَا
اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلْيَسْتَنْثِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَبِيتُ عَلَى خَيَاشِيمِهِ
“Apabila
kalian bangun tidur hendaklah berwudhuk dan mengeluarkan air hidung tiga kali
karena sesungguhnya setan bermalam di lubang hidungnya”. (HR. Muslim no.
351)
I. Penutup
Dari
pembahasan di atas, jelaslah bagi kita bahwa iblis dengan bala tentaranya dari
setan jin dan setan manusia akan terus berupaya menyesatkan kita dari jalan
yang lurus. Ia berkeinginan agar bangun dan tidur kita tidak menjadi ibadah,
melainkan maksiat kepada Allah.
Dengan
ikhtiar maksimal, doa tulus dan tawakal kepada-Nya kita semua berharap agar dilindungi
dari godaan setan yang terkutuk. Mustofa
Bisri mengatakan Janganlah setan terang-terangan engkau laknati dan diam-diam
engkau ikuti [wallahu a’lam]
[1]Qs. An-Nur/24: 45 ((وَاللَّهُ
خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ
[2] Kamus al-‘ashri, h. 695,
lihat juga Tafsir al-Misbah, v. 4, h. 246
[3]Tafsir al-Misbah, v. 4, h. 245
[4] Tafsir al-Misbah, v. 13, h. 356
0 Response to "Mengenal Setan"
Posting Komentar