Bersanding dengan Nabi di Surga

Bersanding Dengan Nabi Di Surga
oleh: Hartono Rahimi, MA


 

A.     Pendahuluan

     Manusia  ingin kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.[1] Kebaikan dunia biasanya berupa kesehatan terjaga, umur panjang, kekayaan melimpah, keilmuan mumpuni, kefasihan bicara, kepopuleran, rumah tangga harmonis,  keturunan berkulitas  dan ketenangan batin, sementara kebaikan akhirat adalah sorga dengan segala kenikmatannya.

Bagi para pencinta iman dan amal shaleh, bahagia saja tidak cukup, harus ada kebarakahan yang menyertainya. Masuk sorga saja tidak cukup. mereka ingin masuk surga firdaus, berteman dan bertetangga kelak dengan Rasulullah, bahkan mereka ingin melihat wajah Allah SWT[2].

     Tapi, mungkinkah sorga utama itu bisa kita raih? Sementara kita sadar amal shaleh kita tidak seberapa dan amal salah kita sangat banyak? Insya Allah bisa. Sebab Rasulullah SAW sendiri yang menjanjikan. Terutama bagi umat yang memiliki iman dan amal terbaik.

     Makalah ini akan mencoba menguraikan tentang potret iman dan amal terbaik  seperti apa yang bisa menjadi wasilah untuk mendapatkan sorga terbik tersebut.       

 

B.      Keindahan Sorga

Sorga (al-Jannah) adalah taman-taman indah di alam akhirat yang penuh dengan kenikmatan, keselamatan, kesejahteraan, kesenangan, kebahagiaan  serta kemuliaan yang abadi.[3]

Sorga difasilitasi istana-istana indah, kokoh dan tinggi),[4]  dindingnya terbuat dari batu bata emas dan perak.[5] Didalamnya mengalir sungai  dari susu, madu dan khamar.[6] Para penghuninya akan selalu berusia muda (33 tahun) [7] tanpa menua selamanya.[8] Di dalam surga itu mereka  melakukan hubugan intim dengan pasangan[9] tanpa ada rasa cemburu dan benci karena akhlak mereka semuanya baik[10], mereka tidak buang hajat,[11] dan tidak tidur selamanya.[12]     

Kenikmatan dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan kenikmatan surga.[13] Keindahan dan kenikmatan sorga tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata: Rasulullah Shallalllahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“Allah berfirman: ‘Aku telah menyiapkan untuk para hamba-Ku yang shalih berbagai kenikmatan yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, bahkan tak pernah terlintas dalam pikiran manusia.’” (HR. al-Bukhari: 4779, Muslim: 2824)

Bahkan nabi SAW menyebutkan bahwa sorga dengan kualitas terendah setara dengan sepuluh kali lipat bumi beserta isinya. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits tentang orang yang paling akhir dikeluarkan dari neraka menuju surga:

فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا

"Sesungguhnya bagimu sorga seperti dunia (beserta isinya) dan sepuluh kali lipatnya." (HR. Bukhari no. 6086 dan Muslim no. 272).

Ketika ia masuk kedalam surga tersebut, ia mengatakan dalam kekagumannya:

مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيتُ

Tidak ada seorang pun yang mendapatkan kenikmatan seperti yang telah aku terima.” (HR. Muslim no. 275).

 

Sorga dengan level terendah ini memiliki seribu orang pelayan yang memiliki tugas berbeda:

إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً مَنْ يَسْعَى عَلَيْهِ أَلْفُ خَادِمٍ كُلُّ خَادِمٍ عَلَى عَمَلٍ لَيْسَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ

"Sesungguhnya penduduk surga yang paling bawah adalah seseorang yang memiliki 1000 pelayan yang selalu bergegas (melayaninya). setiap pelayan memiliki tugas yang berbeda dengan yang lain."   (HR. Al-Baihaqy)[14].

Dalam riwayat lain dijelaskan bahwa ketika penghuni surga paling bawah itu akan masuk ke istananya, ia melihat sosok yang sangat indah dan mengira itu adalah malaikat, padahal itu adalah salah satu dari 1000 pelayannya. Kemudian dia masuk ke dalam istananya yang berupa permata hijau kemerah-merahan setinggi 70 hasta (sekitar 32 meter) dan memiliki 60 pintu, yang setiap pintu menghantarkan pada ruangan berupa permata yang lain, yang bentuknya berbeda satu sama lain. tiap ruangan permata itu memiliki ranjang dan bidadari. (HR. al-Baihaqi).[15]

 

Itu adalah kenikmatan yang dirasakan oleh penghuni surga terbawah yang masuk surga paling akhir dan dia sempat merasakan neraka (an-naar), lalu bagaimana dengan penduduk surga yang paling atas?

 

C.      Agar Bisa Bersanding Dengan Nabi

1.     Beramal Shaleh Karena Cinta Kepada Allah

Cinta adalah energi bagi kebaikan duniawi dan ukhwari. Cinta akan  mendorong orang untuk mempersembahkan pengabdian terbaik dengan semangat tinggi. Cinta juga akan mendorong orang  untuk menjadi yang terdepan dalam setiap peran. Cinta (mahabbatullah) itu lebih tinggi dari sekedar berharap sorga dan takut neraka.

Abu Bakar adalah contoh sosok teladan orang yang beramal dengan cinta tulus kepada Allah dan Rasulullah.   Al-Muzani berkomentar tentang beliau:

مَا فَاقَ أَبُوْ بَكْرٍ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  أَصْحَابَ رَسُوْلُ اللهِ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  بِصَوْمٍ وَلاَ صَلاَةٍ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ كَانَ فِي قَلْبِهِ ، قَالَ: الَّذِي كَانَ فِي قَلْبِهِ الحُبُّ للهِ  عَزَّ وَجَلَّ  وَالنَّصِيْحَةُ فِي خَلْقِهِ

“Abu Bakar RA tidak mungkin melampaui para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengerjakan puasa atau shalat melainkan karena rasa cinta (hubbullah) yang bersemayam di dalam hatinya.”  

Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang kelak akan dipanggil Allah dari semua pintu surga. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa sorga memiliki 8 buah pintu.

فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ

 Surga memiliki delapan buah pintu.” (HR. Bukhari no. 3257)

Adapun kedelapan pintu sorga tersebut yaitu: (1) Pintu Shalat, (2) Pintu Sedekah, (3) Pintu Jihad, (4) Pintu Ar-Rayyan, (5) Pintu Haji, (6) Pintu Al-Ayman,[16] (7) Pintu maaf,[17] (8) dan Pintu Dzikir. Kelak orang beriman akan dipanggil berdasarkan amalnya.

فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ.

“Orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no. 1897, 3666 dan Muslim no. 1027)

Ketika mendengar hadits ini Abu Bakar pun bertanya,

فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ: نَعَمْ . وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ

Apakah ada orang yang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk salah satu dari mereka.” (HR. Bukhari no. 1897dan Muslim no. 1027)


            Abu Bakar adalah diantara orang yang akan dipanggil dari 8 pintu sorga tersebut, karena Abu bakar adalah orang yang selalu terdepan dalam setiap amal shaleh.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada para sahabat), “Siapakah di antara kalian yang pada hari ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.”  Beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengiringi jenazah?” Maka Abu Bakar berkata, “Saya.” Beliau kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Maka Abu Bakar mengatakan, “Saya.” Lalu beliau bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini sudah mengunjungi orang sakit.” Abu Bakar kembali mengatakan, “Saya.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Tidaklah ciri-ciri itu terkumpul pada diri seseorang melainkan dia pasti akan masuk surga.” (HR. Muslim no. 1028).

Selain itu Abu bakar adalah orang yang sangat taat dan sangat setia kepada Rasulullah SAW. Sebagai bentuk berkah kesetiaanya tersebut ketika hidup Abu Bakar ditaqdirkan menjadi sahabat yang selalu mendampingi Rasul, ketika meninggal dimakamkan berdampingan, dan disurgapun mereka akan berdampingan.

 

2.     Mencintai Nabi  Muhammad SAW

Mencintai Nabi merupakan sebab seorang muslim bersanding dengan Nabi di Surga. Hal ini berdasarkan hadits:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الْإِسْلَامِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ

 

Dari Anas bin Malik beliau berkata: “Ada seorang bertanya kepada Nabi tentang Hari Kiamat: 'Kapan terjadinya Hari Kiamat?' Nabi menjawab: 'Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?' Orang itu menjaw­ab: 'Belum ada yang saya persiapkan. Hanya, benar-benar saya mencintai Allah SWT dan rasul-Nya.' Maka Nabi menimpali: 'Engkau akan berkumpul bersama orang yang engkau cintai.'" Anas bin Malik berkata: "Kami tidak pernah merasa gembira melebihi kegembiraan kami tatkala mendengar ucapan Nabi 'Engkau ber­sama orang yang engkau cintai' maka aku men­cintai Nabi Abu Bakr dan 'Umar dan aku berharap berkumpul bersama mereka semua karena aku mencintai mereka sekalipun aku tidak mampu beramal seperti amalan mereka." (HR. Bukhari no: 3688, Muslim no:  2639)

Akan tetapi ‘mencintai Nabi tentu bukan ha­nya sekedar pengakuan belaka tanpa bukti’. Mencintai Nabi SAW berarti mengamalkan syariat islam dengan ikhlas dan  sesuai tuntunan Rasulullah.

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Ali Imran/3: 31) 

 

 

3.     Meneladani dan menaati Rasulullah

Meneladani dan menaati Rasulullah SAW adalah sebuah kemestian bagi setiap muslim. Ketaatan ini akan membuahkan hasil manis, bersanding bersama Nabi di Surga. Ibnu Abbas berkata:

أَنَّ رَجُلا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ , إِنِّي لأُحِبُّكَ حَتَّى إِنِّي لأَذْكُرُكَ , فَلَوْلا أَنِّي أَجِيءُ فَأَنْظُرُ إِلَيْكَ ظَنَنْتُ أَنَّ نَفْسِي تَخْرُجُ , فَأَذْكُرُ أَنِّي إِنْ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ صِرْتُ دُونَكَ فِي الْمَنْزِلَةِ فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَيَّ , وَأُحِبُّ أَنْ أَكُونَ مَعَكَ فِي الدَّرَجَةِ , فَلَمْ يَرُدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا , فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: " وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا "[النساء آية 69] فَدَعَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , فَتَلاهَا عَلَيْهِ.

 

“Ada seseorang yang datang menemui Nabi dia berkata: ‘Wahai Rasulullah SAW, sungguh saya mencintai tuan, hingga saya selalu mengingat tuan, andaikan saya tidak datang untuk melihat tuan, saya mengira jiwa saya sudah keluar. Saya selalu ingat, jika saya masuk Surga pasti saya berada di bawah tuan dan hal itu sangat berat bagi saya, padahal saya sangat ingin bersanding bersama tuan di Surga.’ Rasulullah SAW hanya diam tidak berkata sedikit pun, kemudian turunlah ayat yang berbunyi:  “Dan barang siapa menaati Allah SWT dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah SWT, yaitu: nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih; dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Qs. an-Nisa/ 4:69)  Maka Rasulullah SAW mendo'akannya dan membaca ayat di atas." (HR. Thabrani). [18]

Imam an-Nawawi mengatakan bahwa diantara bentuk cinta kepada Rasulullah SAW adalah menolong sunnah beliau, membela syari'at beliau, dan berangan-angan hadir di masa hidup beliau sehingga bisa berkorban dengan harta dan jiwa di bawah bimbingan Nabi.”[19]

 

 

4.     Memperbanyak shalat Sunnah

Shalat adalah ibadah paling utama dalam Islam. Shalat juga merupakan media komunikasi antara seorang hamba dengan tuhan-Nya sekaligus menjadi penentu diterima atau ditolaknya amalan seseorang.

Karena shalat begitu mulia, orang yang melakukannya dengan baik dan melakukan banyak shalat sunnah, maka kelak ia akan bersanding dengan Rasul di surga. Rabi'ah bin Ka’b  al-Aslami berkata:

كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ

"Pada satu kesempatan aku pernah menginap bersama Rasulullah SAW. Pada waktu itu aku memenuhi kebutuhan wudhu dan keperluan Beliau yang lainnya. Melihat pengabdianku Nabi berkata kepadaku: 'Mintalah kepadaku wahai Rabi'ah!' Aku menjawab: 'Saya meminta kepada tuan agar saya bisa bersanding dengan tuan di Surga.' Nabi bertanya lagi: 'Apakah ada permintaan yang lain?' Rabi'ah menjawab: 'Tidak ada, cukup itu saja. Lantas Nabi  berkata: 'Bantulah aku mewujudkannya dengan memperbanyak sujud (shalat sunnah).”  (HR. Muslim no. 754)

 

5.     Berakhlak mulia

Akhlak mulia adalah pembeda utama seseorang dengan yang lainnya. Akhlak merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan. Al-Khawarizmi mengatakan bahwa akhlak adalah pemberi arti dan nilai bagi seseorang. Akhlak menurut al-Khawarizmi ibarat angka 1, kalau dia cantik nilainya jadi 10, kalau kaya nilainya jadi 100, kalau terkenal nilainya jadi 1000, tapi kalau orang cantik, kaya dan terkenal akhlaknya buruk, maka pada prinsipnya orang tersebut  telah kehilangan nilainya, alias nol.  Nabi bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

"Orang mukmin yang paling sempurna iman-nya adalah yang paling baik akhlaknya."[20]

Salah satu buah manis dari akhlak mulia adalah bersanding dengan Nabi di Surga. Nabi ber­sabda:

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَ قًا

"Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadaku dan orang yang paling dekat kedudukannya dariku pada Hari Kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya." [21]

 

6.     Memperbanyak shalawat kepada Nabi

Shalawat menurut bahasa berarti mendoakan. Shalawat dan salam adalah mendoakan kebaikan dan keselamatan untuk Nabi SAW. Rasulullah bersabda:

أَوْلَى النَّاسِ بِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً

“Orang yang paling utama (dekat) denganku nanti pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Attirmidizi no. 446 dan Ibnu Hibban)[22]

 

Al-Imam al-Munawi berkata: Sabda Nabi  'Manusia yang paling utama denganku pada Hari Kiamat' maksudnya adalah 'yang paling dekat dengan Nabi pada hari kiamat, yang paling utama mendapat syafa'atku, yang paling berhak mendapatkan curahan berbagai kebaikan dan terhindar dari kemungkaran'."[23]

Bentuk shalawat ada beberapa macam,  adapun di antara lafadz shalawat yang diajarkan Nabi adalah sebagai berikut:

 كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ...

            “Sahabat Kaab bin Ujrah bertanya kepada Rasulullah. “Bagaimanakah cara kami bersalam dan bershalawat kepadamu?”. Nabi Menjawab, “Ucapkanlah Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aaali Muhammad, / Ya, Allah sampaikan salam sejahtera kepada Muhammad dan keluarganya. (HR. Muslim no. 614)

Para Salafush Shalih sudah biasa menyebut shalawat dan salam kepada Nabi dengan dua bentuk yang ringkas, yaitu: shalallahu 'alaihi wa sallam dan 'alaihish shalaatu was salaam.

 

7.     Mengurusi anak yatim

Berbuat baik kepada anak-anak yatim akan menghantarkan pada kebahagiaan paling mulia  dengan mendapat derajat surga yang paling tinggi. Nabi SAW bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

"Aku dan orang yang mengurusi anak yatim di surga akan seperti ini. Rawi hadits ini berkata: "Beliau berisyarat de­ngan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkannya sedikit." (HR. al-Bukhari no. 5304, Muslim  no. 2983)

Al-Imam an-Nawawi berkata:

كَافِلُ الْيَتِيمِ هو الْقَائِم بِأُمُورِهِ مِنْ نَفَقَة وَكِسْوَة وَتَأْدِيب وَتَرْبِيَة وَغَيْر ذَلِكَ

"Mengurusi anak yatim maksudnya adalah mengurusi seluruh perkara anak yatim seperti nafkah, pakaian, pendidikan dan yang lainnnya."[24]

 

8.     Bersabar menghadapi anak dan saudara perempuan

Pada satu kesempatan, seorang wanita datang menemui Aisyah sambil membawa kedua putrinya. Dia datang untuk meminta sesuatu. Saat itu ibunda Aisyah tidak punya apapun selain sebutir kurma. Iapun memberikannya kepada wanita tersebut. wanita itu membelah sebutir kurma men­jadi dua memberberikan kepada kedua putrinya, sedang wanita tersebut tidak makan sama sekali. menceritakan perihal wanita tersebut. Mendengar hal tersebut, Nabi bersabda:

مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

"Barang siapa diuji dengan anak-anak perem­puan dengan sesuatu, kemudian dia tetap berbuat baik kepada mereka, maka hal itu bisa menjadi penghalang baginya dari api Neraka."[25]

Hebatnya lagi, jika para orang tua sabar dalam mendidik anak perempuan mereka, maka para orang tua dapat bersanding dengan Nabi SAW pada Hari Kiamat kelak. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كاَنَ لَهُ أُخْتَانِ أَوِ ابْنَتَانِ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِمَا مَا صَحَبَتَاهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِيْ الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ

"Barang siapa mempunyai dua saudara perem­puan atau dua anak perempuan kemudian dia berbuat baik kepada keduanya selama menemaninya, maka aku dan dia akan berada di Surga seperti ini (beliau menggandengkan dua jemarinya)."[26]

 

9.     Berdo'a

Salah satu cara agar bisa bersanding dengan Nabi di surga adalah dengan berdo'a. Memohon kepada Allah agar kita diizinkan untuk bersanding dengan kekasih-Nya kelak di dalam firdaus sorga tingkatan tertinggi.

Diantara permohonan terbaik adalah doa Ibnu ma’ud tatkala memohon kepada Allah dalam shalat malamnya agar diizinkan menemani Rasulullah SAW di surga. Adapun bunyi doanya adalah sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا لاَ يَرْتَدُّ وَنَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ فِي أَعْلَى جَنَّةِ الْخُلْدِ

 

Ya Allah SWT, aku meminta kepada Mu keimanan yang tidak keluar, kenikmatan yang tidak hilang, dan aku memohon kepada-Mu untuk mendampingi Nabi Muhammad di Surga yang paling tinggi lagi kekal. (HR. Ahmad)  [27]

Selain doa di atas baginda Nabi SAW juga menyuruh kita untuk meminta sorga Firdaus

فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ

“Apabila kalian berdoa kepada Allah, maka mintalah sorga Firdaus” (HR. Bukhari no. 2581)

 

 

D.     Penutup

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada 9 amal yang bisa menjadi perantara kita bisa bersanding kelak bersama nabi SAW di surga. Yaitu: Beramal Shaleh Karena Cinta Kepada Allah, Mencintai Nabi  Muhammad SAW, Meneladani dan menaati Rasulullah, Memperbanyak shalat Sunnah, Berakhlak mulia, Memperbanyak shalawat kepada Nabi, Mengurusi anak yatim, Bersabar mendidik anak perempuan, dan Berdo'a.

Semoga Allah menjadikan kita muslim dan muslimah yang istiqamah beramal shaleh dan kelak memasukkan kita ke dalam sorga Firdaus bersanding dengan Rasulullah SAW.

Wallaahu a’lam bisshawab


[1]Qs. al-Baqarah/2: 201

[2]Qs. al-qiyamah/75: 22-23

[3] Qs. Ali Imran/3: 136

[4]Qs. az-Zumar /39: 20

[5]Rasulullah SAW bersabda: “Dinding sorga itu terbuat dari batu bata emas dan perak, lepanya dari minyak kesturi yang berbau harum, kerikilnya dari mutiara dan permata, debunya dari parfum za’faran, siapa saja yang memasukinya pasti sejahtera dan tidak akan sengsara, hidup kekal dan tidak akan mati, pakaiannya tidak akan usang bahkan akan senantiasa muda.” (HR. Ahmad: 8043, al-Misykah: 5630-shahih li syawahidihi) 

[6]Qs. Muhammad/ 47: 15

[7]Rasulullah SAW bersabda: “Penghuni surga akan memasuki surga dalam keadaan tidak berbulu, tidak berjenggot, dan bercelak mata. Usia mereka tiga puluh tiga tahun.” (HR. at-Tirmidzi: 2545, Shahih at-Targhib wat Tarhib: 3698)

[8]“Seorang wanita tua menemui Nabi SAW supaya dididoakan agar masuk surga. Nabi SAW menjawab: “Wahai ibu, di sorga itu tidak ada orang tua.” Wanita tua itu meninggalkan Nabi SAW dengan menangis, lalu Nabi SAW menyuruh sahabat untuk memberitahukan bahwa Allah SWT berfirman: ‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (wanita-wanita surga) dengan sebenar-benarnya. Lalu Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan yang penuh cinta dan umurnya sebaya (dengan suaminya).’” (HR. at-Tirmidzi. Lihat  ash-Shahihah: 287)

[9]Nabi SAW pernah ditanya: “Apakah ketika di surga nanti kita juga melakukan hubungan seksual?” Maka beliau SAW menjawab: “Ya, benar. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hubungan seksual itu benar-benar ada. Jika seseorang telah selesai dari menyetubuhi istrinya (di surga nanti), maka seketika itu pula sang istri akan menjadi perawan kembali.” (HR. Ibnu Hibban: 7402, ash-Shahihah: 3351)

[10] Rasulullah SAW bersabda:  “Akhlak-akhlak mereka semua sama (mulianya), bentuk tubuh mereka semua (juga sama yaitu) seperti bapak mereka, Adam, dan (tinggi mereka pun sama yaitu) enam puluh hasta.” (HR. Muslim: 2834)

[11]Rasulullah SAW  bersabda tentang penghuni surga: “Mereka tidak meludah, tidak beringus, dan tidak buang air besar.” (HR. al-Bukhari: 3245 dan Muslim: 2834)

[12] Rasulullah SAW bersabda: “Tidur itu saudaranya kematian, maka penghuni surga tidak pernah tidur.” (HR. ath-Thabrani: 8816 dalam Mu’jamul Aushath, ash-Shahihah: 1087)

[13]Allah berfirman: مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ / kesenangan dunia ini hanya sedikit dan kesenangan akhirat itu lebih baik. (Qs. Annisak/4: 77)

[14]Hadis shahih. Lihat shahih targhib wa tarhib 

[15]Hadis Shahih. Lihat shahih targhib wa tarhib  no. 3591 

[16]Pintu al-Ayman berdasarkan hadis berikut:

يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبَابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ الأَبْوَابِ

Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.” (HR. Bukhari no. 3340, 3361, 4712 dan Muslim no. 194)

[17] Pintu maaf berdasarkan hadis

إِنَّ للهِ بَاباً فِي الجَنَّةِ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ مَنْ عَفَا عَنْ مَظْلَمَةٍ

Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (Diriwayatkan oleh Ahmad. Lihat Fath Al-Bari, 7: 28).

[18] HR. ath-Thabarani dalam Mu'jam al-Kabir (no. 12559)

[19] AN-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, j.14, 247.

[20] HR Abu Dawud (4682), at-Tirmidzi (1162), Ahmad (2:472); Lihat ash-Shahihah (284)!

[21] HR at-Tirmidzi (2018). Shahih. lihat  ash-Shahihah (791)

[22]Hadis Hasan lighairihi. Lihat Shahih Targhib wa tarhib j. 2, h. 136

[23] Faidhul-Qadlr (2:560)

[24] Riyadhush-Shalihim, h. 191

[25] HR al-Bukhari no. 1352, Muslim no. 2629

[26] HR. al-Khathib. Hadis shahih.

[27]HR. Ahmad,  Ibnu Majah. Hadits hasan. Lihat ash-Shahihah, h. no. 2301

 


Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Bersanding dengan Nabi di Surga"

  1. Untuk pembuatan makalah R.203 apa sudah ada pembagian materi per kelompok pak?

    BalasHapus