Kiat Mendidik Anak

 

Oleh: Hartono Rahimi

 

  1. Pendahuluan

Anak adalah salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada manusia sekaligus menjadi investasi dunia dan akhirat. Oleh karena itu, jasmani dan rohaninya harus dirawat dengan baik.

Konfusius China pernah mengatakan, “Kalau ingin makmur setahun tanamlah padi, kalau ingin makmur sepuluh tahun tanamlah pohon, kalau ingin makmur seratus tahun tanamlah manusia”. Bagi Muslim lebih dari itu, anak yang baik (shalih) akan mendatangkan  manfaat abadi.

Seperti apakah tahapan dan kiat mendidik anak yang baik, akan coba dibahas pada makalah ini

 

 

  1.   Kiat Mendidik Anak

Dalam buku Revolusi cara belajar karya Gordon Dryden dan Jeannette Vos disebutkan bahwa The vital year (tahun-tahun amat penting) 50 % kemampuan belajar seseorang ditentukan dalam 4 tahun pertama sejak kelahirannya. Dan seseorang tersebut membentuk 30 % yang lain sebelum mencapai usia 8 tahun. Ini berarti, betapa sangat menentukannya kehidupan masa kecil seseorang itu. (Hernowo, 2009)

Agar anak tumbuh menjadi manusia yang baik, cerdas dan bermanfaat tentu ada banyak cara yang bisa dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:

 

1.     Memperdengarkan kebaikan

Menurut firman Allah SWT dalam Qs. An-Nahl/16: 78  pendengaran adalah indra pertama yang berfungsi   

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.  (Qs. An-Nahl/16: 78).

Quraish Shihab menyebutkan dalam tafsir al-misbah, “Kedokteran modern membuktikan bahwa indera pendengaran berfungsi mendahului indera penglihatan. Ia mulai tumbuh pada diri seorang bayi pada pekan-pekan pertama. Sedangkan indera penglihatan baru bermula pada bulan ketiga dan menjadi sempurna menginjak bulan keenam. Adapun kemampuan akal dan mata hati untuk membedakan yang baik dan yang buruk berfungsi jauh sesudah kedua indra tersebut (Quraish shihab, Tafsir al-Misbah, j. 7, h. 303)

Oleh karena itu menurut pakar kedokteran, anak yang menerima stimulasi sejak dalam kandungan kelak memiliki kemampuan visual, pendengaran dan ketrampilan berbahasa serta motorik yang lebih baik. Demikian riset psikiater dan pakar perkembangan anak, Thomas R. Verny, Ph.D dan Rene van de Carr, MD, yang juga dikenal dengan bukunya "Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan". (http://www.ayahbunda.co.id, 23/3/2014).

Bagi janin, rahim ibu bukanlah tempat yang sepi. Selain "dihibur" oleh suara aliran darah, ia terbiasa mendengarkan "orkestra" detak jantung dan proses pencernaan ibu. Juga suara ibu saat bercakap-cakap. Para pakar menyarankan ibu hamil bercakap-cakap dengan janin sesering mungkin sambil memberi rangsang sentuhan. Selain hubungan dengan janin terjalin lebih erat, ini juga merangsang otak janin. Kegiatan mendidik sekaligus menghibur untuk janin yang bisa dilakukan adalah membacakan buku cerita pada malam hari sebelum tidur. (http://www.ayahbunda.co.id, 23/3/2014).

 

           

2.     Memberikan makanan yang halal lagi baik

Makanan bagi seorang anak ibarat bahan bakar bagi sebuah kendaraan. Bahan bakar berkualitas tentu akan berpengaruh  besar bagi mesin kendaraan. Demikian juga dengan makanan tentu juga akan berpengaruh besar bagi ruhiyah seseorang. Karena itulah Allah SWT memerintahkan para Rasul dan kita semua untuk mengkonsumsi makanan yang baik. Allah SWT berfirman:

يَاأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ.

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”  (Qs. Al-Mukminun/23: 51)

Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quranul azhim  juz. 5 hal. 477 mengatakan: “Ayat kuluu minatthayyibati wa’maluu shalihaa/ makanlah yang baik-baik dan lakukanlah amal shaleh menunjukkan bahwa penghasilan halal membantu kelancaran beramal shaleh”. Sebaliknya makanan haram akan menyebabkan pelakunya malas melakukan kebaikan. (Tafsir Al-Quranul azhim  juz. 5 hal. 477).

Selain itu,  makanan haram ibarat bahan bakar oplosan bagi kendaraan. Ia akan menyebabkan tumbuhnya daging haram pada diri anak. Rasulullah SAW bersabda:

لاَ يَرْبُو لَحْمُ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ (رواه الترمذي)

Setiap daging yang tumbuh dari usaha haram maka neraka lebih pantas baginya (HR. Tirmdzi, disahihkan albani)

 

 

3.     Mengabarkan Kelahiran

Mengabarkan kelahiran bertujuan mensyukuri nikmat anak sekaligus berharap do’a dari orang shaleh. Allah SWT juga menyampaikan kabar gembira akan lahirnya anak Nabi Ibrahim AS melalui para Malaikat:

فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ.

Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya`qub.  (Qs. Hud/11: 71)

Allah juga mengabarkan kepada Nabi Ibrahim bahwa Ia akan diberi seorang anak yang sabar dan alim (QS. Adz-Dzariyat:28 & QS. Ash-Shaffat:101). Adapula berita kelahiran Nabi Yahya a.s yang dikaruniakan kepada Nabi Zakariya melalui malaikat-Nya (Ali Imran:39 & Maryam:7).

 Oleh karena itu salah satu tuntunan Islam menyambut kelahiran bersegera menyampaikan kabar tersebut kepada yang lainnya sekaligus memohon doa kebaikan.

 

4.      Azan dan Iqamah di telinga bayi

Seorang ayah hendaknya segera mengazani di telinga kanan dan mengiqamahkan di telinga kiri anaknya yang baru lahir. Hal ini berdasarkan riwayat dari  sahabat Rafi’ Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ

“Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Di antara Hikmahnya menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah adalah:

a)     Agar ucapan pertama yang didengar anak adalah kalimat tentang keagungan Allah (Allahu akbar)

b)     Syahadat menjadi kunci memasuki kehidupan sebagaimana kalimat tersebut menjadi kunci masuk Islam

c)     Agar ajakan dan seruan ke jalan Allah dalam dirinya dapat mendahului seruan setan ke jalan kesesatan.

d)     Diharapkan dapat meninggalkan kesan dan pengaruh positif dalam diri bayi

 (Ibnu Qayyim, Ahkamul Maulud)

 

5.     Tahnik (Mengoleskan sesuatu yang manis di mulut bayi).

Tahnik adalah mengunyah kurma hingga lembut dan halus, lalu dimasukkan ke dalam mulut bayi. Hal ini termasuk dalam sunnah menyambut kelahiran bayi sebagaimana dalil hadis yang berbunyi :

وُلِدَ لِي غُلَامٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ

"Dari Abu Musa al Asy’ary beliau berkata: Dilahirkan bagiku bayi laki-laki, kemudian aku bawa kepada Rasulullah. Lalu Rasulullah menamakan bayi itu Ibrahim dan mentahniknya dengan korma serta mendoakan keberkatan atasnya, lalu menyerahkan kembali kepadaku. Dan dia (Ibrahim) merupakan anak Abu Musa yang paling besar (sulung).(HR. Bukhari no. 5467, Muslim III/1690, Ahmad IV/339).

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,

كَوْنُ التَّحْنِيْكِ بِتَمْرٍ وَهُوَ مُسْتَحَبٌّ وَلَوْ حَنَّكَ بِغَيْرِهِ حَصَلَ التَّحْنِيْك وَلَكِنَّ التَّمْرَ أَفْضَلُ

“Tahnik dilakukan dengan kurma dan ini yang dianjurkan (mustahab), namun andai ada yang mentahnik dengan selain kurma maka telah terjadi perbuatan tahnik, akan tetapi tahnik dengan kurma lebih utama.”(Syarhu Muslim lin Nawawi 14:124, Dar Ihya’ut Turost, Beirut, cet. II, 1392 H, syamilah)

Tujuan tahnik adalah persiapan agar bayi nantinya mudah untuk merasakan manisnya air susu ibu dan juga agar anggota mulut bayi kuat sehingga mampu menghisap air susu ibunya.

 Cara mentahnik bayi adalah dengan meletakkan sedikit buah kurma di atas jari telunjuk dan dimasukkan ke mulut bayi serta dengan perlahan-lahan digerakkan ke kanan dan kiri. Ini dilakukan agar kurma tadi bisa menyentuh seluruh mulut bayi hingga terkena rongga tekaknya.

 

6.   Mendoakan bayi yang baru lahir.

 Doa adalah senjata orang beriman. Allah SWT dan Nabi SAW mengajarkan kita agar berdoa untuk anak agar Allah menganugerahkan berbagai kebaikan dan menjaganya dari gangguan syetan. Berikut ini adalah doa Zaujatu Imran ibunda Maryam.

 إِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.

Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk. (Qs. Alu Imran/3: 36)

 

 

7.     Aqiqah

Rasulullah SAW bersabda:

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى

“Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama” (HR Abu Dawud, no. 2838, at-Tirmidzi no. 1522, Ibnu Majah no. 3165 dan yang lainnya. Dishahihkan oleh al-Hakim, adz-Dzahabi dan al-Albani)

Menurut Imam Ahmad bin Hanbal anak yang tidak diakikah padahal orang tuanya mampu maka anak tersebut kelak tidak bisa memberikan syafaat kepada orang tuanya.

Akikah bagi bayi laki-laki adalah dengan menyemblih dua ekor kambing Sementara akikah bagi bayi perempuan adalah dengan menyemblih satu ekor kambing.  Rasulullah SAW bersabda:

عَقَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا بِكَبْشَيْنِ

Rasulullah SAW mengaqikahkah Hasan dan Husain RA dengan menyemblih dua ekor kambing (HR. An-Nasai no. 4148)

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ وُلِدَ لَهُ وَلَدٌ فَأَحَبَّ أَنْ يَنْسُكَ عَنْهُ فَلْيَنْسُكْ عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ 

            “Siapa yang dianugerahi anak maka dianjurkan untuk mengakikahkannya (anak laki-laki  dengan menyemblih dua ekor kambing dan anak perempuan satu ekor kambing) (HR. Abu Dawud)

 

 

8.     Mencukur Rambuat Bayi

          Imam Malik meriwayatkan demikian dalam kitabnya Muwatthak:

وَزَنَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَعَرَ حَسَنٍ وَحُسَيْنٍ وَزَيْنَبَ وَأُمِّ كُلْثُومٍ فَتَصَدَّقَتْ بِزِنَةِ ذَلِكَ فِضَّةً

Fatimah menimbang rambut Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum lalu mensedekahkan perak seberat rambutnya. (HR. Imam Malik, no. 946)

            Ketika itu berat rambutnya sekitar 1 dirham perak. Sekarang 1 Dirham = 2,975 gram perak= Rp. 64.213 (www. http://kedaimdinar.weebly.com)

 

9.      Memberi Nama Yang Baik

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ

“Sesungguhnya kalian pada hari kiamat nanti akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak kalian, maka perindahlah nama-nama kalian.” (HR. Abu Dawud no. 4297 dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya dengan para perawi yang tsiqat).

Jadi menurut Islam nama adalah doa. Ini berbeda dengan ungkapan William Shakespeare (L. 1564 , W. 1616 ) yang menyebutkan "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet.“  (www. shakespeare.mit.edu)

            Adapun nama yang dianjurkan adalah Muhammad. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

سَمُّوا بِاسْمِي وَلَا تَكَنَّوْا بِكُنْيَتِي فَإِنَّمَا بُعِثْتُ قَاسِمًا أَقْسِمُ بَيْنَكُمْ

Namailah anakmu dengan namaku dan jangan memberinya kunyah (gelar) dengan gelarku karena aku adalah qasim (pemberi bagian) yang memberi bagian di antara kamu (HR. Muslim, no. 3977).

 

  1.  Penutup

Hilir yang bersih selalu berhubungan dengan hulu dan aliran yang bersih. Semoga kiat dan tahapan mendidik anak di atas dapat menambah wawasan kita.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kiat Mendidik Anak"

Posting Komentar