Andai Aku Mati Hari ini



 Pada suatu sore (10/12/2014) saat tertidur pulas sepulang kerja. Saya bermimpi didatangi dua utusan yang mengabarkan bahwa jatah hidup saya tinggal hari ini saja. Bumi serasa berhenti berputar, dada sesak, badan lemas dan fikiran berkecamuk.

Saya berusaha lari bahkan melawan kedua utusan itu. Saya banting sekuat tenaga. Saya berteriak agar orang-orang mau datang membantu. Tapi semua sia-sia, saya menyerah kalah.

Awalnya saya menerima dengan iman. Berharap taubat masih diterima. Hari ini masih tersisa beberapa jam lagi. Saya bergegas bangun, mandi, dan memacu sepeda menuju masjid. Dalam perjalanan saya beristighfar sebanyak-banyaknya. Bertaubat dari segala dosa dan maksiat.

Sebelum sampai di masjid, rasa takut memenuhi fikiran. Saya menangis, kaki gemetar, badan lemas, lidah kelu. Terbayang segala dosa yang diperbuat. Mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, kaki semua pernah bermaksiat.

Terlintas dalam fikiran berbagai macam siksa yang akan didapat, pengapnya kuburan selama ribuan tahun, istri tersayang yang bakal dipersunting orang, anak-anak yang akan berganti ayah, teman-teman yang segera melupakan. Tinggalah kita seorang diri di bawah gelapnya barzakh yang mencekam.

Ketika saya sampai di gerbang masjid, ternyata kedua utusan tadi sudah menunggu. “Hartono! Waktumu telah habis”. Saya menangis, saya melawan, saya menghindar, saya berusaha kabur dan melepaskan diri dari kedua utusan itu. saat suasana semakin mencekam saya terbangun. Alhamdulillah saya masih hidup.

Astaghfirullah. Terima kasih ya Allah atas kesempatan yang masih engkau berikan. Saya ingin menjadi bagian umat terbaik, beriman dan beramal, berguna bagi setiap orang, bermanfaat bagi kehidupan, menjauhi kesyirikan dan kekufuran, menghindari kesombongan dan keminderan, menundukkan pandangan, dan menjaga lisan dari bicara tak berguna.  

#Maribertaubat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Andai Aku Mati Hari ini"

Posting Komentar